RSS

PSIKOLOGI MANAJEMEN : REVIEW JURNAL MOTIVASI


TUGAS
REVIEW JURNAL MOTIVASI

Psikologi Manajemen

Dosen Pengampu
Ade Irma Suryani



Disusun Oleh Kelompok Melati

Ade Nurul Oktaviana (10513148)
Jojor Lamria (14513665)
Mariska Wisnu Dwipratiwi (15513298)
Widya Anissa Wiranti (19513264)
Yulia Wirantri Farhani (19513549)

Kelas
3PA02





REVIEW JURNAL

Judul Jurnal            : Pengaruh Motivasi Kerja Karyawan Wilayah Telkom                                                                              Jabar Barat  Utara (Witel Bekasi)
Jurnal                                                    : Jurnal Manajemen dan Organisasi
Volume & Halaman                              : Vol V, No 3
Tahun                                                    : 2014
Penulis                                                   : Sindi Larasati dan Alini Gilang


I. Latar Belakang
Sumber daya manusia (SDM) memiliki peran penting sebagai potensi penggerak seluruh aktivitas perusahaan. Setiap perusahaan harus bisa menjaga, memelihara dan meningkatkan kualitas kinerja SDM yang dimiliki. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam meningkatkan kualitas kinerja adalah dengan memberikan perhatian berupa motivasi kerja kepada karyawannya.
Dengan memiliki SDM yang unggul, perusahaan akan lebih mudah bersaing dalam dunia bisnis saat ini yang sudah mulai memasuki era globalisasi. Pada era globalisasi ini persaingan bisnis akan semakin ketat, karena tidak hanya bersaing dengan produk lokal saja tetapi juga dengan produk mancanegara yang diimpor ke dalam negeri. Persaingan bisnis ini juga berpengaruh pada industri telekomunikasi
PT. Telkom Indonesia, Tbk sebagai perusahaan penyelenggara layanan telekomunikasi dan jaringan terbesar di Indonesia memiliki produk dan layanan yang beragam dan berhasil menguasai pangsa pasar sebesar 42%. PT. Telkom Indonesia, Tbk dibagi menjadi dua, yaitu Divisi Telkom Barat dan Divisi Telkom Timur. Wilayah Telkom Jabar Barat Utara atau Witel Bekasi merupakan salah satu wilayah di Divisi Telkom Barat yang berlokasi di Jalan Rawa Tembaga No. 4 Bekasi.
Witel Bekasi bergerak di bidang operasional Telkom seperti pemasaran produk atau layanan, penanganan keluhan, perbaikan produk atau layanan dan sebagainya .Untuk mencapai target perusahaan maka perusahaan harus meningkatkan kualitas kinerja karyawannya sehingga dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan.

II. TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Mengkaji dan menganalisis motivasi kerja (kebutuhan prestasi, kebutuhan afiliasi dan kebutuhan kekuasaan) karyawan Witel Bekasi; 2) Mengkaji dan menganalisis kinerja karyawan Witel Bekasi; 3) Mengkaji dan menganalisis pengaruh motivasi kerja (kebutuhan prestasi, kebutuhan afiliasi dan kebutuhan kekuasaan) terhadap kinerja karyawan Witel Bekasi secara simultan dan parsial dan 4) Mengkaji dan menganalisis seberapa besar pengaruh motivasi kerja (kebutuhan prestasi, kebutuhan afiliasi dan kebutuhan kekuasaan) terhadap kinerja karyawan Witel Bekasi secara simultan dan parsial.

III. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dan kausal. Pada penelitian deskriptif akan dideskripsikan bagaimana motivasi kerja dan kinerja karyawan di Witel Bekasi. Penelitian ini juga menggunakan metode kausal karena satu dari empat rumusan masalah pada penelitian ini menanyakan hubungan sebab akibat antar dua variabel. Pada penelitian kausal akan menguji bagaimana pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan di Witel Bekasi
Variabel Operasional yang digunakan pada penelitian ini adalah:
1. Variabel Independen

Variabel independen atau variabel bebas yang digunakan pada penelitian ini adalah variabel Motivasi Kerja (X) berdasarkan Teori Motivasi McClelland sebagaimana dikutip olehMangkunegara (2007).
a. Kebutuhan Prestasi (X1) :
1) Inovasi
2) Kreativitas
3) Umpan Balik
4) Tantangan
5) Semangat Kerja

b. Kebutuhan Afiliasi (X2):
1) Sosialisasi
2) Hubungan Antar Pribadi
3) Persahabatan

c. Kebutuhan Kekuasaan (X3):
1) Kompetisi
2) Wewenang
3) Kedudukan

2. Variabel Dependen
Variabel dependen atau variabel terikat yang digunakan pada penelitian ini adalah variabel Kinerja Karyawan (Y) berdasarkan konsep Wirawan (2009).
a. Hasil Kerja
b. Perilaku Kerja
c. Sifat Pribadi yang ada hubungannya dengan pekerjaan

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh karyawan di Witel Bekasi sebanyak 284 orang, yang dikategorikan berdasarkan posisi atau jabatan yaitu posisi atau jabatan General Manager, Manager, Assistant Manager, Senior Supervisor, Supervisor, dan Staff.

IV. HASIL PENELITIAN
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa koefisien determinasi adalah sebesar 55.1%. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya pengaruh variabel Kebutuhan Prestasi, Kebutuhan Afiliasi dan Kebutuhan Kekuasaan terhadap variabel Kinerja Karyawan adalah sebesar 55.1%, sedangkan sisanya 44.9% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

V. KESIMPULAN

Variabel motivasi kerja pada penelitian ini terdiri dari tiga variabel, yaitu Kebutuhan Prestasi (X1), Kebutuhan Afiliasi (X2) dan Kebutuhan Kekuasaan (X3). Berdasarkan hasil penelitian, variabel motivasi kerja secara simultan dan parsial memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan Witel Bekasi. Variabel kebutuhan afiliasi memiliki pengaruh yang paling besar terhadap kinerja yang dihasilkan oleh karyawan. Hal ini berarti bahwa semakin besar motivasi akan kebutuhan afiliasi yang terpenuhi maka akan semakin besar pula kualitas kinerja yag dihasilkan oleh karyawan Witel Bekasi 

PSIKOLOGI MANAJEMEN : ANALISIS FILM MOTIVASI "MIMPI SEJUTA DOLLAR"

Review dan Analisis Film Tentang Teori Motivasi
“ Merry Riana. Mimpi Sejuta Dollar. “

Psikologi Manajemen

Dosen Pengampu
Ade Irma Suryani



Disusun Oleh Kelompok Melati

Ade Nurul Oktaviana (10513148)
Jojor Lamria (14513665)
Mariska Wisnu Dwipratiwi (15513298)
Widya Anissa Wiranti (19513264)
Yulia Wirantri Farhani (19513549)

Kelas
3PA02
Review Film Tentang Teori Motivasi
Merry Riana. Mimpi Sejuta Dollar.

Kisah berawal di Jakarta tahun 1998. Pada saat kisruh yang terjadi pada masa itu. Penjarahan dimana-mana dan yang menjadi sasaran ialah kaum etnis Cina. Memaksa seorang gadis yang bernama Merry Riana yang diperankan oleh ( Chelsea Islan ) yang baru saja lulus dari SMA terpaksa mengungsi ke negara Singapura Walau sebenarnya ingin tetap bertahan, namun kedua orang tua Merry Riana tetap memintanya untuk segera berangkat.
Dalam perjalanan ke bandara, Sang ayah Merry sampai rela menyewa ambulans untuk dijadikanya tumpangan agar tidak diketahui oleh masa yang kisruh pada masa itu. Namun sialnya mereka sekeluarga malah dihadang kawanan penjarah dan mereka terpaksa harus melepaskan harta benda demi keselamatan mereka. Di bandara, orang tua Merry Riana diperankan oleh ( Ferry Salim dan Cyntia Lamusu ) menjual semua harta benda mereka dan hanya mampu mendapatkan satu tiket saja. Kedua orang tua Merry Riana berpikir untuk Merry saja yang berangkat ke singapura. Demi keselamatan putri mereka.
Ketika sampai di Singapura, Merry di suruh ayahnya untuk mencari alamat teman ayahnya yang tinggal disana. Namun ternyata alamta yang dia cari ternyata tidak ada. Merry yang kini sendirian di Singapura dengan bekal uang Yang pas-pasan, harus bertahan hidup minimal sampai ayahnya ke sana menjemputnya . Dari sinilah kisah perjuangan Merry Riana dimulai dengan harus mencari tempat tinggal dan bertahan hidup. Kuliah dan sukses yang menjadi cita-citanya terasa begitu jauh.
Tapi Merry Riana tidak putus asa begitu saja, melalui media sosial ia temukan seorang temanya sewaktu SMA bernama Irene diperankan oleh ( Kimberly Rider ) yang memang kuliah di Singapura. Merry tidak mengenal begitu akrab dengan sosok Irene, tapi Merry yakin bahwa Irene adalah teman yang baik. Dengan bantuan Irene, Merry akhirnya menemukan tempat untuk dijadikan tinggal sementara sampai ayahnya datang. Merry menginap di asrama Irene secara ilegal. Karena perbuatanya itu melanggar aturan akhirnya Merry harus diusir dari asrama itu. Irene, mencoba untuk bernegosisasi dengan pihak kampus agar Merry dapat menginap di sana, Pihak kampus memberi syarat untuk tinggal disana harus menjadi mahasiswa di kampus tersebut. dan untuk menjadi mahasiswa di universitas tersebut, Merry harus melewati tes.Merry yang memiliki kegigihan dan kepintaran akhirnya lolos seleksi ujian dan diterima di salah satu perguruan tinggi terbaik di Singapura. Senyum Merry lantas hilang ketika dia tahu bahwa harus membayar uang sebesar $40.000. Salah satu harapan Merry adalah mengambil student loan yang hanya bisa didapat jika ada yang menjadi penjamin. Karena tidak ada kerabat dan Irene tidak bisa menjadi penjamin, Merry pun harus mencari mahasiswa senior yang bisa menjadi penjaminnya.
Kemudian Irene yang memiliki kenalan mahasiswa senior di kampus tersebut. meminta tolong kepada salah satu mahasiswa senior yang bernama Alva yang diperankan oleh ( Dion Wiyoko ) Merry berpikir Alva mau menjadi penolongnya. Namun ternyata, Alva kurang begitu percaya karena belum pernah mengenal Merry sebelumnya. Alva ingin diberi jaminan bahwa Merry akan benar-benar sanggup membayar hutangnya. Dari situlah Merry berjuang untuk mendapatkan penghasilan. Agar Alva percaya dan mau menjadi penjamin Merry. Semua tempat-tempat usaha yang berada disekitar situ dicoba Merry untuk mendapatkan penghasilan. Namun tak satupun dari mereka yang mau menerima Merry bekerja di tempat-tempet itu. Merry yang tetap gigih walaupun banyak menerima penolakan, akhirnya menemukan pekerjaan dengan gaji yang sedikit. Karna kegigihan Merry pula yang akhirnya membuat Alva akhirnyaa mau menolongnya untuk menjadi penjamin hutangnya.
Merry pun berpikir bahwa dia harus kuliah dengan benar dan sukses demi untuk tidak mau menyusahkan kedua orang tuanya karena dia ingin membahagiakan dan membanggakan mereka. Maka Merry pun kuliah dan berpikir keras untuk mendapatkan pekerjaan dan melipat gandakan uang yang ia miliki, mulai dari bekerja menyebar brosur, bisnis online, bekerja di restoran dan bermain saham dengan resiko tinggi. Bahkan pernah suatu ketika Merry menjadi korban penipuan berkedok Multi Level Marketing. Semua uangnya habis karena sudah terlanjur investasi diperusahaan abal-abal tersebut.
Merry yang pantang menyerah walaupun sudah jatuh bangun memperjuangkan kuliahnya. Membuat Alva jatuh cinta kepada Merry. Namun dilemanya, Irene sahabat Merry yang terlebih dulu mengenal Alva, juga menyukai cowok tampan tersebut. Pernah suatu ketika, saat Irene mengetahui Alva sedang berduaan Merry. Membuat Irene marah sampai-sampai mengusir Merry dari kamar tempat mereka tinggal berdua.
Kisah cinta Merry dan Alva yang sungguh dramatis. Akhirnya menjadikan mereka satu sebagai sepasang kekasih. Ada suatu kutipan difilm ini, ketika Alva menyatakan perasaanya kepada Merry dengan memberinya buku berjudul (S.H.M.I.L.Y.) yang artinya ‘See How Much I love You’.

Banyak kata-kata yang memotivasi dalam film ini. Salah satunya ialah “Sukses itu bukan sekedar memiliki uang banyak. Tapi sukses itu ketika kita bisa membuat orang memiliki harapan.”

Teori-Teori Motivasi

Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana atau keinginan untuk menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup. Dengan kata lain motivasi adalah sebuah proses untuk tercapainya suatu tujuan. Banyak teori motivasi yang dikemukakan oleh para ahli, yang dimaksudkan untuk memberikan uraian yang menuju pada apa sebenarnya manusia dan manusia akan dapat menjadi seperti apa. (dalam Supiani, http://supiani.staff.gunadarma.ac.id/Publications)

A. TEORI MOTIVASI ABRAHAM MASLOW (1943-1970)

Abraham Maslow (1943-1970) mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow.



• Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)
• Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya)
• Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain, diterima, memiliki)
• Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan mendapatkan dukungan serta pengakuan)
• Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami, dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya).
Bila makanan dan rasa aman sulit diperoleh, pemenuhan kebutuhan tersebut akan mendominasi tindakan seseorang dan motif-motif yang lebih tinggi akan menjadi kurang signifikan. Orang hanya akan mempunyai waktu dan energi untuk menekuni minat estetika dan intelektual, jika kebutuhan dasarnya sudah dapat dipenuhi dengan mudah. Karya seni dan karya ilmiah tidak akan tumbuh subur dalam masyarakat yang anggotanya masih harus bersusah payah mencari makan, perlindungan, dan rasa aman.

B. TEORI MOTIVASI HERZBERG (1966)
Menurut Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya faktor higiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor intrinsik). Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk didalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan sebagainya (faktor ekstrinsik), sedangkan faktor motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk di dalamnya adalah achievement, pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dsb (faktor intrinsik).

C. TEORI MOTIVASI DOUGLAS McGREGOR
Mengemukakan dua pandangan manusia yaitu teori X (negative) dan teori y (positif), Menurut teori x empat pengandaian yag dipegang manajer
a.       Karyawan secara inheren tertanam dalam dirinya tidak menyukai kerja
b.      Karyawan tidak menyukai kerja mereka harus diawasi atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan.
c.       Karyawan akan menghindari tanggung jawab.
d.      Kebanyakan karyawan menaruh keamanan di atas semua faktor yang dikaitkan dengan kerja.

Kontras dengan pandangan negative ini mengenai kodrat manusia ada empat teori Y :
  1. Karyawan dapat memandang kerjasama dengan sewajarnya seperti istirahat dan bermain.
  2. Orang akan menjalankan pengarahan diri dan pengawasan diri jika mereka komit pada sasaran.
  3. Rata rata orang akan menerima tanggung jawab.
  4. Kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif.

D. TEORI MOTIVASI VROOM (1964)
Teori dari Vroom (1964) tentang cognitive theory of motivation menjelaskan mengapa seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang ia yakini ia tidak dapat melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan itu sangat dapat ia inginkan. Menurut Vroom, tinggi rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga komponen, yaitu :
• Ekspektasi (harapan), keberhasilan pada suatu tugas.
• Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika berhasil dalam melakukan suatu tugas (keberhasilan tugas untuk mendapatkan outcome tertentu).
• Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan positif, netral, atau negatif. Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu yang melebihi harapan. Motivasi rendah jika usahanya menghasilkan kurang dari yang diharapkan.

E. ACHIEVEMENT THEORY MC CLELLAND (1961)
Yang dikemukakan oleh Mc Clelland (1961), menyatakan bahwa ada tiga hal penting yang menjadi kebutuhan manusia, yaitu :
Need for Achievement (kebutuhan akan prestasi)
Need for Afiliation (kebutuhan akan hubungan sosial/hampir sama dengan soscialneed-nya Maslow)
Need for Power (dorongan untuk mengatur)

F. CLAYTON ALDERFER (ERG)

Clayton Alderfer mengetengahkan teori motivasi ERG yang didasarkan pada kebutuhan manusia akan keberadaan (exsistence), hubungan (relatedness), dan pertumbuhan (growth). Teori ini sedikit berbeda dengan teori Maslow. Disini Alfeder mngemukakan bahwa jika kebutuhan yang lebih tinggi tidak atau belum dapat dipenuhi maka manusia akan kembali pada gerak yang fleksibel dari pemenuhan kebutuhan dari waktu kewaktu dan dari situasi ke situasi.

Analisis Film Tentang Teori Motivasi
Merry Riana. Mimpi Sejuta Dollar.


Menurut kelompok kami, film Merry Riana ini termasuk dalam teori motivasi Abraham Maslow, Vroom, Mc Clelland.
Dalam film ini, Hirarki Kebutuhan Maslow sangat penting untuk keberlangsungan kehidupan manusia. Dimana Merry sangat berjuang untuk mendapatkan pemenuhan kebutuhan tersebut. Dia bekerja paruh waktu sana sini, sangat berhemat, demi bisa membiayai kuliah atau pendidikannya, makan, minum, bisa tetap tinggal di asramanya agar aman dan terlindungi, dan lainnya selama berada di Singapura. Dia juga rajin belajar agar dia dapat berprestasi dan mengaktualisasi dirinya, mengeluarkan bakat dan minatnya, untuk membahagiakan dan membanggakan orang tuanya dan menjadiorang yang sukses. Kemudian dia bertemu dengan Irene dan Alva, mereka adalah teman dan senior, sekaligus satu kampus dengan Merry Riana. Merry dan Irene saling membantu dan peduli satu sama lain walaupun mereka sempat bertengkar, namun pada akhirnya mereka saling minta maaf dan memaafkan lalu menjadi sahabat baik. Dan pada akhirnya, Alva jatuh cinta dengan Merry karena sering bertemu dan bersama dengan Merry serta melihat kegigihan Merry yang tak mau berputus asa, seiring berjalannya waktu Merry pun juga jatuh cinta kepada Alva, dan mereka menjadi sepasang kekasih.
Lalu selanjutnya teori motivasi Vroom, tinggi rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga komponen, yaitu :
• Ekspektasi (harapan), keberhasilan pada suatu tugas.
• Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika berhasil dalam melakukan suatu tugas (keberhasilan tugas untuk mendapatkan outcome tertentu).
• Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan positif, netral, atau negatif. Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu yang melebihi harapan. Motivasi rendah jika usahanya menghasilkan kurang dari yang diharapkan.
Kemudian Mc Clelland (1961), menyatakan bahwa ada tiga hal penting yang menjadi kebutuhan manusia, yaitu :
Need for Achievement (kebutuhan akan prestasi)
Need for Afiliation (kebutuhan akan hubungan sosial/hampir sama dengan soscialneed-nya Maslow)
Need for Power (dorongan untuk mengatur)
Di film ini, sesuai dengan dua teori motivasi di atas, bahwa Merry berpikir dia harus kuliah dengan benar dan sukses demi untuk tidak mau menyusahkan kedua orang tuanya karena dia ingin membahagiakan dan membanggakan mereka. Maka Merry pun kuliah dan berpikir keras untuk mendapatkan pekerjaan dan melipat gandakan uang yang ia miliki, mulai dari bekerja menyebar brosur, bisnis online, bekerja di restoran dan bermain saham dengan resiko tinggi. Merry yang pantang menyerah walaupun sudah jatuh bangun memperjuangkan kuliahnya. Merry mengatur sendiri keuangan dan kehidupannya selama di Singapura. Merry juga tetap berhubungan baik dengan orang-orang di sekitar, seperti Irene dan Alva.
Film ini sangat menginspirasi masyarakat. Maksud atau tujuan dari film ini untuk memotivasi kita. Bahwa jika kita ingin mencapai kesuksesan atau impian dan cita-cita kita selama ini, maka kita harus berusaha dan berjuang keras, tak ada sukses yang hanya diam dan menunggu, namun kita kejar dan gapai. Kita juga harus yakin dan percaya bahwa kita mampu melalui setiap rintangan dan kegagalan, lalu terus bangkit dan maju, tidak mudah menyerah atau putus asa dengan keadaan. Tak lupa juga, kita berdoa dan tetap rendah hati kepada orang-orang di sekitar kita terutama yang telah membantu dan mendukung kita selama proses menuju kesuksesan tersebut.

PSIKOLOGI MANAJEMEN : ANALISIS FILM LEADERSHIP "A BUG'S LIFE"



Review film dan Analisis  A Bug’s Life
Psikologi Manajemen

Dosen Pengampu
Ade Irma Suryani



Disusun Oleh Kelompok Melati

Ade Nurul Oktaviana (10513148)
Jojor Lamria (14513665)
Mariska Wisnu Dwipratiwi (15513298)
Widya Anissa Wiranti (19513264)
Yulia Wirantri Farhani (19513549)

Kelas
3PA02

            Review dan Analisis Film A Bug’s Life

            Penduduk negeri semut selalu mencari makan secara bergotong royong. Tetapi, makanan yang dikumpulkan dengan susah payah ini, sering dijarah oleh gerombolan belalang yang dipimpin Hopper. Karena kecil dan lemah, mereka juga ditindas dan dipaksa menyediakan makanan untuk para belalang tamak tersebut.Salah seorang warga semut bernama Flik suatu hari membuat bencana ketika secara tidak sengaja ia membuang makanan yang seharusnya disediakan untuk para belalang tersebut. Flik kemudian pergi mencari serangga-serangga buas untuk melawan Hopper. Tapi yang dibawa pulang Flik hanyalah kutu-kutu pemain sirkus yang dikira prajurit perang. Sehingga Flik terpaksa menipu seluruh masyarakat semut untuk meyakinkan bahwa serangga yang dibawa Flik adalah serangga prajurit.
            Lalu, Flik punya ide baru yaitu membuat burung tiruan untuk menakut-nakuti gerombolan belalang. Namun setelah burung tersebut jadi, rencana itu sempat gagal karena P.T.Flea, si pemimpin sirkus tiba-tiba datang. Masyarakat semut marah besar setelah tahu hal tersebut. Flik dan kutu-kutu itu pun diusir. Kemudian para semut terpaksa melanjutkan pengumpulan makanan untuk belalang. Sayangnya, daun terakhir telah gugur, dan Hopper kembali ke negeri semut bersama dengan pasukkannya. Hopper marah karena melihat sedikitnya jumlah makanan, dan mengancam akan membunuh ratu semut.
            Atas permintaan Putri Dot, Flik kembali lagi ke negeri asalnya. Flik bersama serangga sirkus panggilannya pun meneruskan atraksi burung tiruan itu. Ketika diterbangkan, gerombolan belalang itu lari kocar-kacir ketakutan. Namun, masalah terjadi karena burung tiruan itu jatuh setelah dibakar oleh P.T. Flea yang mengira burung tersebut sungguhan. Hopper pun sadar bahwa dirinya telah dibohongi. Hopper pun bertambah marah. Flik spun memberanikan diri untuk menantang Hopper. Keberanian Flik ternyata menyadarkan masyarakat semut untuk bersatu melawan gerombolan belalang.
            Para gerombolan belalang pun kabur, dan Hopper digiring ke meriam. Kemudian, hujan pun turun, dan salah seekor kumbang terjatuh terkena tetesan air hujan, dan jatuh tepat pada pemicu yang menyebabkan Hopper terlepas dan langsung menyambar Flik, Dengan cerdik, Flik bersama dengan Putri Atta memancing Hopper ke arah sarang burung. Hopper yang sedang marah pun tak sadar didekatnya ada burung yang siap menyantapnya. Hopper pun habis dimakan burung.

Analisis: 
Teori Rensis Likert (System IV)

Likert (dalam Chitrawanty, 2014) menyatakan bahwa umumnya seorang pemimpin menggunakan empat gaya komunikasi, yaitu :

1.      System I (Authoritarian)
Pemimpin System I ini bersifat task oriented, sangat terstruktur, dan otoriter. Hubungan interpersonal tidaklah begitu penting. Pemimpin System I memiliki tingkat kepercayaan yang sangat kecil terhadap bawahannya dan tidak melibatkan mereka di dalam pengambilan keputusan. Bawahan bekerja dengan iklim yang terintimidasi dan rasa takut. Komunikasi hanya berjalan dari atasan kebawahan saja mengikuti rantai kepemerintahan.
Dalam film a bug life sifat pemimpin system I ditunjukan dengan karakter Hopper. Hopper adalah pemimpin gerombolan belalang yang sering menjarah makanan yang dikumpulkan penduduk negeri semut secara bergotong royong. Karena kecil dan lemah, mereka juga ditindas dan dipaksa menyediakan makanan untuk para belalang tamak tersebut.

2.      System II (Controlling)
Pemimpin System II bersifat task oriented, namun juga mengontrol organisasi
atau unit di dalamnya, bersifat sedikit otoriter. Pemimpin merendahkan bawahan dan walaupun tidak terlalu ketat, ia juga memiliki ketidakpercayaan kepada bawahannya. Bawahan memiliki izin untuk berpendapat pada saat pengambilan keputusan, namun permasalahan organisasi diselesaikan seluruhnya oleh jajaran atas perusahan. Meskipun sebagian besar arus komunikasinya dari atasan kepada bawahan, tetapi beberapa interaksi masih terlihat langsung antara jajaran atas perusahaan dan jajaran bawah perusahaan.
Dalam film a bugs life flik mempunyai ide untuk mengusir belalang dengan membuat burung tiruan dengan menggunakan ranting dan dedaunan, rencana itu sempat gagal karena P.T.Flea yang tba-tiba datang, dan semua masyarakat semut mengusir flik dan para kutu-kutu sirkus , Kemudian para semut terpaksa melanjutkan pengumpulan makanan untuk belalang. Sayangnya, daun terakhir telah gugur, dan Hopper kembali ke negeri semut bersama dengan pasukkannya. Hopper marah karena melihat sedikitnya jumlah makanan, dan mengancam akan membunuh ratu semut.


3.      System III (Collaborative)
Pemimpin System III secara terbuka menempatkan keyakinan dan kepercayaan kepada bawahannya. Seorang atasan mengontrol bawahan melalui negosiasi dan kolaborasi. Bawahan memiliki hak untuk berpendapat dalam proses pengambilan keputusan, terutama yang menyangkut persoalan kerja mereka. Arus komunikasi mengalir secara relatif dua arah, yaitu dari atasan kepada bawahan dan dari bawahan kepada atasan dalam hierarki organisasi.  
Dalam film a bugs life Atas permintaan Putri Dot, Flik kembali lagi ke negeri asalnya. Flik bersama serangga sirkus panggilannya pun meneruskan atraksi burung tiruan itu. Ketika diterbangkan, gerombolan belalang itu lari kocar-kacir ketakutan. Namun, masalah terjadi karena burung tiruan itu jatuh setelah dibakar oleh P.T. Flea yang mengira burung tersebut sungguhan. Hopper pun sadar bahwa dirinya telah dibohongi. Hopper pun bertambah marah. Flik spun memberanikan diri untuk menantang Hopper. Keberanian Flik ternyata menyadarkan masyarakat semut untuk bersatu melawan gerombolan belalang.

     
4.      System IV (Nurturing)
Pemimpin System IV berkonsentasi pada hubungan baik dengan atasan sekaligus bawahan mereka. Mereka memelihara keyakinan dan kepercayaan kepada bawahannya serta memberi mereka motivasi dan semangat dalam proses pengambilan keputusan di seluruh jajaran perusahaan. Pemimpin System IV tidak menggunakan rasa takut, intimidasi, dan ancaman. Motivasi para pekerja dihasilkan dari partisipasi mereka dalam mencapai target organisasi. Proses pertukaran pesan yang terjadi di dalamnya bersifat bebas dan sangat terbuka baik dari atasan ,bawahan, juga keduanya.
Dalam film a bug’s life, teori kepemimpinan ini di terapkan oleh Putri Dot, dimana ia memberi motivasi kepada para rakyat semut untuk bersama-sama melawan belalang demi kesejahteraan mereka. Selain memerintah rakyatnya, Putri Dot juga ikut serta terjun bekerja membuat burung raksasa palsu bersama dengan rakyatnya.