Terapi
perilaku (behavior therapy) dan
pengubahan perilaku (behavior
modification) atau pendekatan behavioristik dalam psikoterapi, adalah salah
satu dari beberapa “revolusi” dalam dunia pengetahuan psikologi, khususnya
psikoterapi. Terapi perilaku yang dikenal diseluruh dunia adalah Applied
Behavioral Analysis yang diciptakan oleh O.Ivar Lovaas, PhD dan University of
California Los Angeles (UCLA). Terapi perilaku merupakan suatu teknik terapi
yang bertujuan untuk menghilangkan perilaku-perilaku yang tidak dapat diterima
secara sosial dan membangun perilakuperilaku baru yang secara sosial bermanfaat
dan dapat diterima (Sunu, 2012).
Terapi
perilaku juga bertujuan untuk menumbuhkan perilaku baru komunikasi secara
spontan dan kemampuan melakukan interaksi sosial dengan orang lain. Terapi
perilaku biasanya dilakukan oleh seorang behavior terapis dengan sistem one on one (satu guru satu murid) dengan
memberikan instruksiinstruksi singkat yang spesifik, secara jelas dan terus
menerus.
Meskipun
demikian, mengingat perilaku merupakan sesuatu yang ditunjukkan mulai seseorang
bangun tidur hingga ia tidur lagi di malam harinya, maka sebaiknya apa yang
sedang dibangun oleh seorang terapis perilaku terkomunikasikan kepada semua
pihak yang berhubungan dengan anak, mulai dari orang tua, keluarga di rumah,
hingga guru di sekolah agar setiap aktivitas yang dijalani anak dimanapun
mendukung keberhasilan dari terapi perilakunya.
Menurutt
Corey (1991) terapi perilaku terdiri dari tiga tahap:
1. Tahap
pertama adalah tahap kondisioning klasik pada mana perilaku yang baru,
dihasilkan dari individu secara pasif.
2. Tahap
kedua adalah tahap kondisioning aktif (operant),
dimana perubahan-perubahan di lingkungan yang terjadi akibat sesuatu
perilaku, bisa berfungsi sebagai penguat-ulang (reinforcer) agar sesuatu perilaku bisa terus diperlihatkan,
sehingga kemungkinan perilaku tersebut akan diperlihatkan terus dan semakin
diperkuat. Sebaliknya jika lingkungan tidak menghasilkan suatu penguat-ulang,
harapan untuk memperlihatkan kembali perilaku berkurang.
3. Tahap
ketiga adalah tahap kognitif. Sebagaimana diketahui bahwa munculnya terapi
perilaku dengan ciri-ciri khas yang bertentangan dengan pendekatan
psikoanalisis, psikodinamik, mengesampingkan konsep berpikir, konsep sikap dan
konsep nilai.
Daftar pustaka:
Gunarsa, Singgih. D (2007). Konseling dan psikoterapi. Jakarta: Gunung
Mulia
Sudewi, Gusti. A. K. I, dkk, 2014, “PENGARUH TERAPI PERILAKU TERHADAP KEMAMPUAN
KOMUNIKASI PADA ANAK AUTIS DI PUSAT LAYANAN PSIKOLOGI PRADNYAGAMA BALI”. Volume:
3 No 2, file:///C:/Users/user/Downloads/39-76-1-SM.pdf,
7 April 2016